Sabtu, 10 Desember 2011

PERANAN SPESIES SERANGGA LALAT CUKA (Drosophila melanogaster) DALAM PENYERBUKAN BUNGA ANTHURIUM (Anthurium scherzerianium)
Oktavianus Ardis
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mahasaraswati Denpasar

                ABSTRACT

Interactions between insect pollinators with flowering plants is a mutually beneficial relationship. In such interactions, plants provide food resources, namely pollen and nectar, as well as berepoduksi place while the plant gets the advantage that the penyebukan. Availability of food, color and aroma of flowers that attract insects related to the diversity of species that come to visit. Insects in general have a different feed search behavior of each species. In nature, insects help pollinate about two-thirds of the total flowering plants and about 400 species of agricultural crops. Gojmerac (in Liferdi: 2008) argues that the Pollination is a complex process and is strongly influenced by temperature, humidity and the presence of insect pollinators to do or wind. Pollination process consists of pollen transfer mechanism from the anther to the stigma on a flower. Fertilization occurs when the pollen (male cells) met with the ovule (female cell). Insects can help so that cross-pollination increases crop productivity. Vinegar flies (Drosophila melanogaster) is one example of the family Drosophilidae insect species that play a role in helping to pollinate flowers Anthurium. Insects Drosophila melanogaster interested in Anthurium flowers because of the sweet juice and aroma of the flower buds are ripe. The process is taped to the foot of the vinegar fly is ripe pollen will stick to the pistil to pollination occurs. If pollination by insects vinegar flies successfully, about two weeks later cobs flower is green and rough because of bumps will begin to form fruit. Young fruit is green it will be dark red when ripe. Anthurium flowers monoecious have meaning in a single flower and the female sex cell contains male sex cells, but it can not pollinate itself. Interest consists of stems, crowns and cobs. Pistil and pollen attaches to the cob. Cook pistil and pollen are not the same (dichogamaous). In general, pistil mature earlier than pollen.

Keywords : insect pollinators, pollination, flowers Anthurium.




PENDAHULUAN
Interaksi antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan berbunga merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Tumbuhan menyediakan serbuk sari dan nektar yang merupakan sumber makanan bagi serangga. Kedatangan serangga pada tumbuhan berbunga memberikan keuntungan yaitu membantu penyerbukan silang bunga tersebut. Ketersediaan makanan, warna dan bentuk bunga yang menarik, polen, nektar, aroma (odour) dan faktor lingkungan berpengaruh pada keanekaragaman spesies serangga yang datang berkunjung. Serangga merupakan salah satu agen penyerbuk biotik tanaman berbunga.
Indonesia merupakan daerah tropis yang ditumbuhi  sekitar 25.000 tanaman berbunga yang potensial menghasilkan nektar dan juga memiliki beragam tumbuhan yang berpotensi untuk dibudidaya. Salah satunya adalah bunga Anthurium (Anthurium scherzerianium) yang merupakan salah satu jenis tanaman hias berbunga indah. Anthurium merupakan tanaman yang tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi adapula yang hidup menempel pada tanaman lain atau epifit. Bunga  Anthurium berumah satu, artinya dalam satu bunga terdapat sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tetapi tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Karena itu perkawinan anthurium selalu bersifat penyerbukan silang, baik yang berasal dari tanaman yang sama maupun dari tanaman yang berbeda.
Serangga lalat yang sering dikenal, biasanya merupakan hama tanaman hortikultura dan tanaman pertanian sehingga spesies lalat yang ternyata berguna dalam bidang hortikultura kurang mendapat perhatian. Hal yang mendasari adalah kurangnya pengetahuan mengenai peranan serangga lalat tersebut dalam penyerbukan, khususnya pada tanaman berbunga. Contohnya adalah lalat cuka (Drosophila melanogaster). Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi rumusan masalah adalah  bagaimanakah peranan serangga lalat cuka (Drosophila melanogaster) dalam penyerbukan bunga Anthurium (Anthurium sherzerianium). Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui peranan seranggga lalat cuka (Drosophila melanogaster) dalam penyerbukan bunga Anthurium (Anthurium scherzerianium).
PEMBAHASAN
LALAT CUKA (Drosophila melanogaster)
Drosophila adalah genus kecil lalat dari famili Drosophilidae, sering disebut juga "lalat buah" atau pomace lalat, cuka lalat, atau anggur lalat. Satu spesies Drosophila khususnya, D. melanogaster telah banyak digunakan dalam penelitian genetika dan merupakan organisme model dalam biologi perkembangan. Seluruh genus serangga ini, terdiri dari 1.500 lebih spesies dan sangat beragam dalam penampilan, perilaku, dan habitat pembiakan.
·      Klasifikasi Ilmiah
Kingdom                : Animalia
Phylum                   : Arthropoda
Class                       : Insecta
Ordo                       : Diptera
Subordo                  : Brachycera
Family                    : Drosophilidae
Genus                     : Drosophila
Spesies                    : Drosophila melanogaster
·      Morfologi Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster merupakan lalat kecil yang biasanya berwarna kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Drosophila betina memiliki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina. Lalat cuka yang liar memiliki mata berwarna merah. Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu: kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya. Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen. Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster antara lain :
a.    Berukuran kecil, antara 3-5 mm
b.    Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
c.    Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
d.   Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung
e.     Mata berwarna merah
Setiap jenis Drosophila melanogaster khususnya jantan memiliki susunan yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Periode dari pengembangan Drosophila melanogaster bervariasi antara lain temperatur, umumnya semua jenis berdarah dingin. Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C  umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari perkembangannya adalah 50 hari. Betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya, dimasukkan ke dalam sebuah kantung atau material organik lain. panjang telur sekitar 0.5 millimetres akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari pada suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II dan III, hal tersebut terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion.
Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok. Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan). Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur - larva instar I - larva instar II - larva instar III – pupa - imago. Jenis Drosophila melanogaster yang terdapat di Indonesia sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku drosophilidae . Drosophila melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah Drosophila melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta, hypocausta, imigran, dll.

BUNGA ANTHURIUM (Anthurium scherzerianium)
·      Klasifikasi Ilmiah
Kingdom    :Plantae
Divisi          :Spermathophyta
Class            :Angiospermae
Subclass      :Monocotyledonae
Ordo           :Arales
Family        :Araceae
Genus         :Anthurium
Species       : Anthurium scherzerianum
·      Morfologi
1.        Daun
       Bentuk daun anthurium sangat bervariasi mulai dari yang bulat, oval, lanset hingga menjari dengan permukaan mengilap. Sebagian besar daun anthurium berwarna hijau, tetapi ada pula yang kekuningan, semburat merah atau ungu kehitaman. Daun anthurium di topang tangkai yang ukuranya juga sangat bervariasi. Ada yang sangat pendek sehingga seolah tak bertangkai,ada pula yang sangat panjang.
2.        Bunga dan buah
       Bunga pada anthurium sebenarnya adalah seludung yang tumbuh sedemikian rupa sehingga menyerupai kelopak bunga. Teksturnya sedikit kaku dengan permukaan mengilap seperti plastik, berwarna-warni cerah mulai dari putih, kuning dan merah dalam berbagai gradasi. Seludung bunga anthurium inilah yang sering dijadikan bunga potong, di tata dengan berbagai jenis bunga lain dan aneka dedaunan menjadi rangkaian bunga yang sangat indah. Bunga anthurium yang sesungguhnya berbentuk kecil-kecil menempel pada tangkai yang mencuat di tengah-tengah seludung. Bentuk bunga Anthurium seperti tongkol jagung berukuran kecil memanjang sehingga sering disebut juga bunga ekor. Bunga anthurium tergolong biseksual, artinya bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tangkai. Bunga anthurium tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri karena putiknya lebih dulu matang dan 2 - 4 hari kemudian kepala sarinya menyusul matang. Ketika putiknya sudah matang serbuk sari belum siap, sebaliknya begitu serbuk sari matang putiknya sudah layu. Karena itu perkawinan anthurium selalu bersifat penyerbukan silang, entah berasal dari tanaman yang sama atau dari tanaman berbeda.
3.        Batang
       Meski jarang kelihatan karena tertutup oleh pelepah yang melingkarinya, Anthurium sebenarnya memiliki batang yang tidak berkayu, berbuku-buku dan cenderung berair. Jika tanaman menua dan banyak daun bagian bawah telah rontok, batangnya akan terlihat di atas permukaan tanah.
4.        Akar
Anthurium memiliki serabut,  warna putih, cenderung gemuk dan berair untuk mencari makanan dari dalam tanah.
Secara umum Anthurium dibedakan menjadi dua jenis yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunnya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

PERANAN LALAT CUKA (Drosophila melanogaster) DALAM PENYERBUKAN BUNGA ANTHURIUM (Anthurium sherzerianium)
Gojmerac (dalam Liferdi:2008) berpendapat bahwa proses penyerbukan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam sistem budidaya hortikultura untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Penyerbukan merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, dan adanya serangga penyerbuk ataupun angin. Proses penyerbukan terdiri dari mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga. Fertilisasi terjadi, jika polen (sel jantan) bertemu dengan ovule (sel betina).
Pada bunga Anthurium, proses penyerbukan secara alami dibantu oleh serangga pemakan madu, yaitu lalat cuka (Drosophila melanogaster) dari famili Drosophilidae. Lalat tersebut tertarik pada cairan manis dan bau harum yang dikeluarkan oleh putik yang sudah matang. Prosesnya adalah kaki lalat cuka yang tertempel serbuk sari yang sudah matang akan menempel pada putik hingga terjadilah penyerbukan. Jika penyerbukan oleh serangga sukses, sekitar dua minggu kemudian tongkol bunga akan berwarna hijau dan kasar karena tonjolan-tonjolan bakal buah mulai terbentuk. Buah muda berwarna hijau tersebut akan menjadi merah gelap kalau sudah matang.
Anthurium mempunyai bunga berumah satu artinya dalam satu bunga terkandung sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Bunga terdiri dari tangkai, mahkota dan tongkol. Putik dan tepung sari menempel pada tongkol. Masaknya putik dan tepung sari tidak bersamaan (dichogamaous). Pada umumnya putik masak lebih awal dibanding tepung sari. Walaupun bunga Anthurium berumah satu, tetapi tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Karena itu perkawinan anthurium selalu bersifat penyerbukan silang, baik yang berasal dari tanaman yang sama maupun dari tanaman yang berbeda. Peranan polinator serangga lalat cuka sebagai agen penyerbuk biotik sangat penting dalam penyerbukan silang tersebut.












PENUTUP
Serangga yang identik dengan hama pada bidang pertanian, ternyata memegang peranan yang sangat penting dalam budidaya tanaman hortikultura. Salah satunya adalah interaksi  yang terjadi antara tanaman bunga dengan serangga ternyata saling menguntungkan. Kedatangan serangga pada tumbuhan berbunga memberikan keuntungan yaitu membantu penyerbukan bunga tersebut. Kehadiran serangga pada tumbuhan dapat membantu proses penyerbukan silang. Penyerbukan silang memerlukan agen penyerbuk biotik dan abiotik. Agen penyerbuk biotik antara lain manusia, kelelawar, burung dan serangga sedangkan agen penyerbuk abiotik antara lain angin dan air. Serangga yang merupakan salah satu agen penyerbuk biotik  mempunyai perilaku pencarian makanan dan memiliki daya tarik tersendiri terhadap bunga yang akan dibantu penyerbukannya.
Salah satu spesies serangga yang berperan dalam membantu proses penyerbukan silang tanaman berbunga adalah lalat cuka (Drosophila melanogaster) dari famili Drosophilidae. Spesies serangga tersebut berperan dalam penyerbukan bunga Anthurium (Anthurium scherzerianium). Bunga anthurium tergolong biseksual, artinya bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tangkai. Bunga anthurium tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri karena putiknya lebih dulu matang dan 2 - 4 hari kemudian kepala sarinya menyusul matang. Proses penyerbukan oleh Drosophila melanogaster adalah kaki lalat cuka yang tertempel serbuk sari yang sudah matang akan menempel pada putik hingga terjadilah penyerbukan. Jika penyerbukan oleh serangga sukses, sekitar dua minggu kemudian tongkol bunga akan berwarna hijau dan kasar karena tonjolan-tonjolan bakal buah mulai terbentuk. Spesies serangga tersebut membantu penyerbukan bunga Anthurium karena tertarik pada cairan manis dan bau harum yang dikeluarkan oleh putik yang sudah matang.






DAFTAR PUSTAKA
Fajarwati, M.R. et.al. (2009). Keanekaragaman serangga pada bunga tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di lahan pertanian organik. Entomol.Indon.6(2), 77-85.www.Pei-pusat.org...4.keanekaragaman-serangga-pada-bunga-tomat.pd...pdf-Adobe Reader. Diakses tanggal 22/10/2011
Tanjung, Hendra.et al. (2010). Mengenal dan merawat anthurium. Diakses dari http://books.goggle.com/books?id=PmAAAAAYAAJ
Anthurium. (n.d.). Diakses tanggal 07 November 2011, dari Wikipedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Anthurium
Liferdi, L. (2008). Lebah polinator utama tanaman hortikultura. www.Liferdi_polinator.pdf-Adobe Reader. Diakses tanggal 07/11/2011




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar